westportinn.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, resmi dihentikan mulai hari ini, Senin (17/2/2025). Penghentian ini berdampak pada 2.965 siswa yang sebelumnya menerima manfaat dari program tersebut.
Alasan Penghentian
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Sumenep, Mohammad Kholilur Rahman, menyatakan bahwa penghentian program disebabkan oleh kendala teknis internal penyelenggara. Namun, detail spesifik mengenai kendala tersebut belum diungkapkan. Kholilur mengungkapkan bahwa masalah ini telah dilaporkan kepada Badan Gizi Nasional (BGN) pada Rabu (12/2/2025), tetapi hingga kini belum ada respons atau arahan lebih lanjut.
Reaksi Sekolah dan Orang Tua
Pihak sekolah telah menerima pemberitahuan resmi terkait penghentian program ini. Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Sumenep, Didik Santoso, menyampaikan bahwa informasi tersebut diterima melalui grup WhatsApp pada Sabtu (15/2/2025). Didik segera menginstruksikan para wali kelas untuk memberitahukan kepada orang tua murid agar siswa membawa bekal atau sarapan sebelum ke sekolah, guna menghindari siswa datang dengan perut kosong.
Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pandian I, Kusniah, juga mengonfirmasi penghentian program MBG. Ia menyebutkan bahwa pemberitahuan yang diterima tidak merinci alasan spesifik penghentian, hanya menyebut adanya “dinamika internal penyelenggara yang belum teratasi”. Kusniah menambahkan bahwa sejak peluncuran program pada 13 Januari 2025, distribusi makanan bergizi di sekolahnya berjalan lancar tanpa kendala berarti.
Tanggapan Masyarakat
Penghentian mendadak program MBG menimbulkan kekecewaan di kalangan siswa dan orang tua. Seorang wali murid, Siti (37), mengungkapkan bahwa program ini sangat membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak selama di sekolah. Dengan dihentikannya program, orang tua kini harus lebih mempersiapkan bekal untuk anak-anak mereka.
Langkah Selanjutnya
Hingga saat ini, belum ada informasi resmi mengenai kapan program MBG akan dilanjutkan kembali. Pihak sekolah dan orang tua berharap pemerintah daerah dan instansi terkait dapat segera menyelesaikan kendala yang ada, sehingga program yang bermanfaat bagi ribuan siswa ini dapat kembali berjalan.